San Francisco- Aksi unjuk rasa melanda San Fancisco dan Oakland sejak Jumat (20/12/2013). Protes warga kedua kota itu digelar menentang kehadiran dua perusahaan teknologi raksasa, Google dan Apple yang dituduh menjadi penyebab naiknya harga kebutuhan dan apartemen.
Harian New York Times melaporkan, para demonstran menghentikan bis-bis yang mengangkut ribuan karyawan Apple dan Google di jalan raya. Dua orang pemrotes menggelar poster ‘’F***k Off Google’’ di depan bis yang dihentikan selama setengah jam. Sementara sebuah kaca bis pengangkut Google dihancurkan para demonstran,’’ tulis sebuah pesan Twitter disertai foto kaca berserakan di jalanan.
Aksi itu dilakukan penduduk San Francisco sebagai protes kehadiran para profesional Google dan Apple yang menyebabkan harga kebutuhan dan apartemen melejit tajam. Menurut harian USA Today, harga sewa apartemen naik 27 persen menjadi US$ 2,800 per bulan sejak dua tahun belakangan.
Semula harga rata-rata cuma sekitar US$ 1.500 sampai US$ 2 ribu, sama seperti kota-kota lain di AS. ‘’Kami ingin warga kelas atas dan karyawan teknologi mendengar suara kami, warga biasa,’’ kata seorang demonstran.
Demonstran lain menyebar selebaran di atas bus penuh karyawan. "Tanpa kalian, kami tidak akan tersingkir dan harga perumahan tidak bakal naik. Kamu semua, juga kantormu yang bersalah penyebab krisis baru yang terjadi sekarang ini,’’ bunyi salah satu selebaran.
Namun aksi para pendemo itu dinilai tak masuk akal. Sebab, menurut para karyawan itu, mereka naik bis agar lalu lintas tidak macet. Lagipula, ‘’Kehadiran Google dan Apple membawa investasi bagi San Francisco dan pesisir lain. Google berniat menyebarkan kemakmuran agar merata dan tingkat kehidupan pun meningkat,’’ tulis sebuah komentar di indybay.org.
Menurut USA Today, sebanyak 40 perusahaan raksasa menyediakan bis ‘shuttle gratis’ bagi karyawannya dari sejumlah stasiun kereta api dan lokasi keramaian menuju kantor mereka. Bis-bis inilah yang dinilai semakin membuat San Francisco jadi macet. Google sendiri menyediakan 100 bis. Dewan kota dan kelompok pengusaha bis bersungut-sungut.
‘’Vandalisme dan aksi kekerasan terhadap karyawan sangat disayangkan dan tidak bisa diterima,’’ bunyi pernyataan mereka. [IBT/USA Today/NYT/tjs/]