Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit degeneratif. Namun menurut sebuah studi baru, ada faktor yang berdampak lebih buruk pada kesehatan dibandingkan kegemukan, yaitu kesepian.
Menurut penelitian para ahli dari University of Chicago Amerika Serikat, kesepian dapat membuat tekanan darah meningkat hingga ke daerah yang berisiko untuk serangan jantung dan stroke, melemahnya sistem imun, dan peningkatan risiko depresi.
John Cacioppo, profesor psikologi yang telah mempelajari efek kesepian selama 20 tahun, melakukan analisis terhadap lebih dari 2.000 pria dan wanita yang berusia 50 tahun hingga enam tahun kemudian.
Mereka yang paling merasa kesepian hampir dua kali lipat lebih mungkin meninggal dalam periode waktu tersebut daripada mereka yang merasa paling dibutuhkan dan diperlukan. Studi lain bahkan menyebutkan bahwa kesepian dua kali lebih membunuh daripada obesitas.
Kesepian, lanjut Cacioppo, juga dapat mengganggu tidur sehingga orang yang kesepian cenderung lebih bergantung pada obat tidur. Cacioppo menjelaskan, orang yang kesepian biasanya merasa sangat waspada sehingga kebisingan sedikit saja bisa langsung membangunkan tidur mereka.
Temuan studi ini pun membuat beban ganda pada populasi saat ini yang pada umumnya lebih banyak berkomunikasi melalui internet daripada bertemu langsung. Karena itu, Cacioppo menyarankan agar meskipun sudah pensiun, mereka yang berusia lanjut perlu tetap menjaga hubungan baik dengan rekan kerja maupun dengan keluarga.
"Perlu diubah pemikiran bahwa pensiun berarti meninggalkan teman dan keluarga, memilih tinggal di tempat yang sepi dan hangat. Itu mungkin umum, tetapi bukan ide yang baik," ujarnya.
Studi menemukan, orang yang melanjutkan interaksi dengan rekan kerja setelah pensiun dan punya teman dekat cenderung merasa tidak kesepian. Menikmati waktu sendiri dan membaginya bersama keluarga dan teman adalah cara terbaik agar tidak kesepian.